You were gone too soon, mom.

September 15, 2011

Simple Plan - Gone Too Soon

hey there now
where'd you go
you left me here so unexpected
you changed my life
i hope you know
cause now i'm lost
so unprotected

in a blink of an eye
i never got to say goodbye

like a shooting star
flyin' across the room
so fast so far
you were gone too soon
you're part of me
and i'll never be
the same here without you
you were gone too soon

you were always there
and like shining light
on my darkest days
you were there to guide me

oh i miss you now
i wish you could see
just how much your memory
will always mean to me

in a blink of an eye
i never got to say goodbye

like a shooting star
flyin' across the room
so fast so far
you were gone too soon
you're part of me
and i'll never be
the same here without you
you were gone too soon

shine on! shine on!
to a better place
shine on! shine on!
will never be the same

like a shooting star
flyin' across the room
so fast so far
you were gone too soon
you're part of me
and i'll never be
the same here without you
you were gone too soon

shine on! shine on!
you were gone too soon
shine on! shine on!
you were gone too soon
shine on! shine on!
you were gone too soon
Lagu di atas adalah salah satu lagu Simple Plan yang paling kusuka. Tapi aku memang bukan penggemar berat mereka sih, bisa dibilang hanya fans selintas :D

Gone Too Soon ini pertama kali kudengar dari list lagu di komputer adek cowokku, si Adam bau kambing. Awalnya sih nggak ngeh sama liriknya, aku pertama kali tertarik karena musiknya yang rada slow untuk ukuran band dengan genre yang kengepunk-ngepunkan ini. Lalu tertarik juga sama judulnya Gone Too Soon, selintas langsung *cling* kebayang wajah ibukku yang lagi tertawa damai dengan baju jubah putih dan rambut wavynya yang panjang terurai dan dikibas-kibaskan angin, enggak tau sih kenapa aku ngebayanginnya begitu.

Makin didenger-didenger, ternyata liriknya bagus, cocok pula sama aku dan adekku yang lagi kangen ibuku yang.., yaaah..sudah meninggal sejak November tahun lalu.
Ibuku memang terlalu cepat pulang ke Allah, baru juga 2 mingguan beliau ulang tahun yang ke 49, nggak taunya Allah sudah memanggilnya pulang ke tempat-Nya. Aku yang masih umur 18 dan adekku yang masih umur 15 masih terlalu muda dan labil untuk kehilangan sosok ibu seperti beliau. Tapi penyakit kanker payudara yang udah 3 tahunan dideritanya memang terlalu menyakitkan, dan seperti kata ayahku, memang lebih baik kalau ibuku dipanggil Allah pulang. Karena dengan begitu, rasa sakitnya akan berakhir.

Kami semua berduka. Tapi juga bangga akan sosoknya yang begitu menginspirasi banyak orang di sekitarnya dengan jiwa sosialnya yang tinggi. Aku mendengar banyak cerita tentang kebaikan-kebaikannya selama hidup dari orang-orang yang datang melayat ke rumah, banyak sekali yang datang, aku bahkan nggak kenal dan nggak pernah liat beberapa dari mereka. But they know me, they told me about my mom everything that i didn't. Beberapa setelah pemakaman, ada cerita dari salah seorang kerabat, katanya. "Ibukmu itu orang baik, nduk. Keranda jenazahnya waktu itu aja ringannya kayak kapas, enteng digotong. Ibukmu pasti dapet tempat yang enak disana."
*Oh My God, aku selalu nangis tiap kali nulis tentang ibuk :'(*

Beberapa minggu setelah ibuk pergi semuanya emang berubah, rumah rasanya jadi sepiiiii banget. Aku, adekku, dan ayahku juga jadi nggak banyak bicara satu sama lain. Tapi kami sadar diri, berduka cita terus menerus bukan hal yang baik. Dan kami pun meneruskan perjalanan hidup masing-masing, dengan kenangan tentang ibuk yang masih disimpan di ingatan masing-masing.

Beberapa temenku bilang, "Kamu kuat banget ya, Bung. Tabah banget. Kalo aku jadi kamu belum tentu aku bisa setegar kamu abis ditinggal ibu gitu." Hey, aku juga nangis waktu ibuku pergi, pastilah nangis ditinggal orang tersayang. Apalgi ini ibu, satu-satunya orang yang ikatan batinnya paling dekat sama kita sejak lahir. Aku juga masih sering nangis kok kalau tiba-tiba kangen ibuku. Tapi yaaa.., mau gimana lagi? Ditangisin terus, diratapin terus, ibuku juga nggak bakal balik. Kalaupun balik, aku nggak yakin dia senang, aku tau kanker itu menyebalkan dan beliau nggak akan pernah mau ketemu lagi sama penyakit itu. 

Semua manusia pasti meninggal kok nantinya, waktunya aja yang berbeda-beda. Dan untuk kasus ibuku, mungkin beliau kurang beruntung karena nggak bisa hidup lama dan menyaksikan anak-anaknya melalui fase-fase kehidupan yang terus menanjak, tapi mungkin juga beliau beruntung karena cepat-cepat diambil dari dunia yang semakin menyebalkan ini. Banyak yang bilang orang baik umurnya nggak panjang, ibuku salah satunya :)

Dan meskipun beliau sudah nggak ada, terkadang aku masih merasakan kehadirannya di sekitarku. Ya, beliau nggak pernah jauh.

Ini ibukku tercinta. Yang dulu banyak kususahkan, dan sekarang kurindukan :D


Istirahat yang tenang ya ibuk, for sure you will always mean to me. ◦˘ з˘ (◦'ں'◦)~♡




with big big big love and hug, your only own daughter.

You Might Also Like

0 comments