Satu senja yang amat berkabut di Jiwa Jawa Resort, Bromo. (Bunga Bangun. 2017) |
Tahun demi tahun berlalu. Sudah kulewatkan banyak bilangan angka yang tertera di kalender. Rupanya, seiring waktu yang sudah ditapaki, ada banyak mimpi yang harus kandas dan pupus. Karena keadaan, karena tragedi, atau mungkin karena memang sudah garisnya. Lalu perjalanan hidup berubah, tujuan hidup pun berpindah, maka harapan hidup pun harus bertambah.
Maka ketika satu mimpi sudah karam, baiknya sesegera mungkin harus menanam yang baru. Supaya mimpi yang baru bisa segera bertunas. Tapi mimpi pun akan hanya jadi angin lalu kalau tak dipelihara dan ditumbuhkan, lewat doa, yang tak boleh berhenti dilambungkan. Supaya Tuhan dengar, dan melihat seberapa keras mimpi itu ingin kita jadikan nyata.
Mimpiku sendiri tak pernah muluk-muluk, karena terkadang aku sungkan merepotkan Tuhan.
Ada milyaran doa bertebaran di atas sana berisikan mimpi-mimpi yang tak sabar untuk segera diwujudkan. Mungkin berdoaku kurang sering, mungkin upayaku belum kuat, mungkin juga mimpiku kurang fantastis. Atau Mungkin, memang belum waktunya mimpiku diwujudkan, karena Tuhan masih memberiku waktu untuk belajar menerima kegagalan dan menikmati susahnya hidup.
Sabar aja. Nanti juga waktunya tiba.
***
Wrote on my tumblr page with same title a year ago: January 16, 2018